Follow us

Pembalasan Dendam Kepada Adik yang Berujung Nikmat

Cerita Sex - Nama saya ialah Ricky, seorang anak SMA yang gemar sekali banget nge-seks dan jilatin memek seorang cewek. Aku punya adik cewek yang namanya Vinna angelina. Aku dan adikku ialah anak orang kaya. Jika aku ruang belajar 3 Smu, Vinna adikku ketika ini duduk di ruang belajar 3 smp inginkan lulus.

Vinna di sekolahny tergolong gadis, cewek yang paling populer sebab kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Aku sebagai seorang kakaknya tidak jarang kali membayangkan andai adikku yang manis dan cantik tersebut aku setubuhi sendiri. Pasti kontolku bakalan nut-nutan.

Singkat kata, adikku Vinna memang seorang gadis yang paling cantik dan merupakan kehormatan hati orang tuaku. Selain tersebut dia pun sangat pandai membawa diri di hadapan orang lain sampai-sampai semua orang menyukainya. Namun di balik seluruh itu, sang “putri” ini sebenarnya tidaklah perfect. Kepribadiannya yang manis ternyata melulu topeng belaka. Di dunia ini, melulu aku, kakak laki-lakinya, yang tahu bakal kepribadiannya yang sesungguhnya. Kedua orang tuaku yang sering terbit kota guna berbisnis tidak jarang kali menitipkan lokasi tinggal dan adikku kepadaku. Tapi mereka tidak tahu bila aku kendala untuk mengendalikan adikku yang bandelnya bukan main. Di hadapanku, dia tidak jarang kali bersikap menentang dan seenaknya. Bila aku berbicara A, maka dia akan mengerjakan hal yang sebaliknya. Pokoknya aku sungguh kewalahan guna menanganinya.

Suatu hari, semuanya berubah drastic. Hari itu ialah hari Sabtu yang tak bakal terlupakan dalam hidupku. Pada akhir minggu itu, seperti seringkali kedua orang tuaku sedang sedang di luar kota guna urusan bisnis. Mereka bakal kembali minggu depannya. Kebetulan, aku dan adikku pun sedang liburan panjang. Sebetulnya kami hendak ikut dengan orang tua kami terbit kota, namun orang tuaku tidak mengizinkan kami ikut dengan dalil tak hendak kami mengganggu hal bisnis mereka. Biarpun adikku kelihatan menurut, namun aku tahu bila dia paling kesal di hatinya. Setelah mereka pergi, aku mengupayakan untuk menghiburnya dengan mengajaknya nonton DVD baru yang kubeli yakni Harry Potter and the Order of Pheonix. Tapi kebaikanku dijawab dengan air tuba. Bukan saja dia tidak menerima kebaikanku, bahkan dia menghempaskan pintu kamarnya di depan hidungku.

Inilah penghinaan terakhir yang dapat kuterima. Akupun menyaksikan DVD sendirian di ruang tamu. Tapi pikiranku tidaklah focus ke film, tetapi bagaimana metodenya membalas tindakan adikku. Di lokasi tinggal memang hanya ada kami berdua. Orang tua kami berasumsi bahwa kami tidak membutuhkan pembantu dengan dalil untuk mengajar tanggung jawab di family kami. Selintas benak ngawur juga melintas di benakku. Aku bermaksud guna menyelinap ke kamar adikku nanti malam dan memfoto tubuh telanjangnya waktu istirahat dan menggunakannya guna memaksa adikku supaya menjadi adik yang penurut.

Malam itu, jam menunjukan pukul sebelas malam. Aku juga mengedap di depan pintu kamar adikku. Daun telingaku menempel di pintu guna meyakinkan apa adikku telah tertidur. Ternyata tidak terdapat suara TV ataupun radio di kamarnya. Memang seringkali adikku ini bila hatinya sedang mengkal, bakal segera pergi istirahat lebih awal. Akupun memakai keahlianku sebagai mahasiswa jurusan kiat untuk membuka kunci pintu kamar adikku. Kebetulan aku memang memiliki kit untuk tersebut yang kubeli masa-masa sedang tour ke luar negeri. Di tanganku aku memiliki sebuah kamera digital.

Di kamar adikku, lampu masih terang sebab dia memang tidak berani istirahat dalam kegelapan. Akupun berlangsung perlahan mengarah ke tempat tidurnya. Ternyata malam tersebut dia istirahat pulas terlentang dengan mengenakan daster putih. Tanganku bergerak perlahan dan gemetar menyingkap dasternya ke atas. Dia diam saja tidak bergerak dan napasnya masih halus dan teratur. Ternyata dia menggunakan celana dalam warna putih dan bergambar bunga mawar. Pahanya begitu mulus dan aku pun dapat melihat terdapat bulu-bulu halus menyembul terbit di sekitar wilayah vaginanya yang tertutup celana dalamnya.

Kemudian aku memakai gunting dan menggunting dasternya sampai-sampai akhirnya unsur payudaranya terlihat. Di luar dugaanku, ternyata dia tidak mengenakan kutang. Payudaranya tidak begitu besar, barangkali ukuran A, namun lekukannya sungguh estetis dan menantang. Jakunku bergerak naik turun dan akupun menelan ludah menyaksikan pemandangan paling estetis dalam hidupku. Kemudian dengan gemetar dan hati-hati, aku juga membuka celana dalamnya. Adikku masih tertidur pulas.

Pemandangan estetis segera terpampang di hadapanku. Sebuah hutan kecil yang tidak begitu lebat terhampar di depan mataku. Sangking terpesonanya, aku hanya dapat berdiri guna sekian lamanya memandang dengan kamera di tanganku. Aku lupa bakal maksud kedatanganku kemari. Sebuah benak setanpun melintas, mengapa aku mesti puas melulu dengan memotret tubuh adikku. Apakah aku mesti mensia-siakan peluang satu kali ini dalam hidupku? Apalagi aku masih perjaka ting-ting. Tapi kesadaran lain pun muncul di benakku, dia ialah adik kandungku., For God Sake. Kedua kekuatan kebaikan dan durjana berkecamuk di pikiranku. Judi Bola Online

Akhirnya, sebab pikiranku tidak dapat memutuskan, maka aku tidak mempedulikan “adik laki-lakiku” di selangkangku memutuskan. Ternyata beliau telah tegang siap perang. Manusia boleh berencana, namun iblislah yang menilai. Kemudian aku meletakan kamera di meja. Aku pun memakai kain daster yang telah koyak guna mengikat tangan adikku ke lokasi tidur. Sengaja aku tidak mempedulikan kakinya bebas supaya tidak merintangi permainan setan yang bakal segera kulakukan. Adikku masih pun tidak sadar bila bahaya besar telah mengancamnya. Aku juga segera membuka bajuku dan celanaku sampai telanjang bulat.

Kemudian aku menundukan mukaku ke wilayah selangkangan adikku. Ternyata wilayah itu paling harum, kelihatan bila adikku ini paling menjaga kesucian tubuhnya. Kemudian aku juga mulai menjilati wilayah lipatan dan klitoris adikku. Adikku masih tertidur pulas, namun setelah sejumlah lama, napasnya telah mulai memburu. Semakin lama, vagina adikku semakin basah dan merekah. Aku telah tak tahan lagi dan menunjukkan moncong meriamku ke lubang kesenangan terlarang itu. Kedua tanganku memegang pergelangan kaki adikku dan membukanya lebar-lebar.

Kemudian aku menundukan mukaku ke wilayah selangkangan adikku. Ternyata wilayah itu paling harum, kelihatan bila adikku ini paling menjaga kesucian tubuhnya. Kemudian aku juga mulai menjilati wilayah lipatan dan klitoris adikku. Adikku masih tertidur pulas, namun setelah sejumlah lama, napasnya telah mulai memburu. Semakin lama, vagina adikku semakin basah dan merekah. Aku telah tak tahan lagi dan menunjukkan moncong meriamku ke lubang kesenangan terlarang itu. Kedua tanganku memegang pergelangan kaki adikku dan membukanya lebar-lebar.

Muka adikku pucat pasi ketakutan dan menyangga rasa sakit yang luar biasa. Matanya mulai berkaca-kaca. Sedangkan pinggulnya bergerak-gerak menyangga rasa sakit. Tangannya berguncang mencoba mencungkil diri. Begitu pun kakinya mencoba mencungkil diri dari pegangannku. Namun seluruh upaya tersebut tidak berhasil. Aku tidak berani berlama-lama menatap matanya, khawatir bila aku bakal berubah pikiran. Aku memindahkan pandangan mataku ke arah selangkangan. Ternyata vagina adikku menerbitkan darah, darah keperawanan.

Aku tidak menghiraukan semua tersebut karena sebuah kesenangan yang belum pernah kurasakan dalam hidupku menyerangku. Penisku yang bertengger di dalam vagina adikku menikmati rasa panas dan kontraksi otot vagina adikku. Rasanya laksana disedot oleh suatu vakum cleaner. Aku juga segera menggerakan pinggulku dan memompa tubuh adikku. Adikku menangis dan menjerit:” Aduhh..aahh..uuhh..am..pun..ka k…lep..as..kan..pana ss…sakitt!!” “Kak..Ricky..mengo..uuhh..yak.. aduh…tubuhku!!! ” Aku tidak tahan dengan rengekan adikku, karena tersebut aku segera memakai celana dalam adikku guna menyumpal mulutnya sampai-sampai yang terdengar melulu suara Ughh..Ahhh.

Setelah selama lima belas menit, adikku tidak meronta lagi melulu menangis dan mengeluh kesakitan. Darah masih berkucuran di dekat vaginanya namun tidak sederas tadi lagi. Aku sendiri memeramkan mata merasakan kesenangan yang luar biasa. Aku semakin cepat menggerakan pinggulku sebab aku merasa bakal segera menjangkau klimaksnya. Sesekali tanganku menampar pantat adikku supaya dia menggoyangkan pinggulnya seraya berkata:’ Who is your Daddy?” Sebuah dilema hadir di pikiranku. Haruskah aku menembak di dalam rahim adikku atau di luar? Aku tahu bila aku hendak melakukannya di dalam, namun bagaimana bila adikku hamil? Ahh… biarlah tersebut urusan nanti, lagipula aku tahu di mana ibuku menyimpan pil KBnya. Tiga menit kemudian..crott..crottt..akupu n menembakan cairan hangat di dalam rahim adikku. Keringat mengairi kedua tubuh kami dan darah keperawanan adikku mengairi selangkangan kami dan sprei lokasi tidur.

Aku tidak mempedulikan penisku di dalam vagina adikku selama sejumlah menit. Kemudian sesudah puas, aku mencabut terbit penisku dan istirahat terlentang di samping adikku. Aku lantas membebaskan tangan adikku dan membuka sumpalan mulutnya. Kedua tanganku bersiap guna menerima amukan kemarahannya. Namun di luar dugaanku, dia tidak menyerangku. Adikku melulu diam berdiam diri seribu bahasa dan masih menangis. Posisinya masih istirahat dan melulu punggungnya yang mengadapku. Aku menyaksikan tangannya memblokir dadanya dan tangan lainnya memblokir vaginanya. Dia masih menangis tersedu-sedu.

Setelah seluruh kepuasanku tersalurkan, baru kini aku bingung apa yang mesti kulakukan selanjutnya. Semua kejadian ini di luar rencanaku. Aku sekarang paling ketakutan menginginkan bagaimana bila orang tuaku tahu. Hidupku bisa selesai di penjara. Kemudian pandangan mataku berhenti di kamera. Sebuah gagasan jenius hadir di pikiranku. Aku memungut kameranya dan segera memfoto tubuh telanjang adikku. Adikku menyaksikan perbuatanku dan bertanya: ”Kak Adi, Apa yang kau lakukan? Hentikan, masih belum cukupkah tindakan setanmu malam ini? Hentikan…” Tangannya bergerak berjuang merebut kameraku. Namun aku telah memperkirakan ini dan lebih sigap. Karena tenagaku lebih besar, aku berhasi menjauhkan kameranya dari jangkauannya. Aku mencabut terbit memori card dari kameranya dan berkata: “Kalau anda tidak mau potret ini tersebar di situs sekolahmu, kejadian malam ini mesti dirahasiakan dari seluruh orang. Kamu pun harus menuruti perintah kakakmu ini mulai sekarang.”

Wajah adikku pucat pasi, dan air mata masih berlinang di pipinya. Kemudian dengan lemah dia mengganggukkan kepalanya. Sebuah perasaan ibaratnya sudah memenangi piala dunia, bersemayam di dadaku. Aku tahu, bila mulai malam tersebut aku sudah menaklukan adikku yang bengal ini. Kemudian aku menyuruh dia untuk merapikan ruangan kamarnya dan menyingkirkan sprei bernoda darah dan potongan dasternya yang koyak. Selain tersebut aku segera menyuruhnya meminum pil KB yang kudapat dari lemari obat ibuku. Terakhir aku menyuruhnya mandi mencuci badan, pasti saja bersamaku. Aku menyuruhnya untuk memakai jari-jari lentiknya untuk mencuci penisku dengan lembut.

Malam itu, aku sudah memenangkan pertempuran. Selama seminggu kepergian orang tuaku, aku tidak jarang kali meniduri adikku di setiap peluang yang ada. Pada hari keempat, adikku telah terbiasa dan bukan lagi menolakku biarpun dia masih kelihatan kecil hati dan tertekan masing-masing kali anda bercinta. Aku pun memerintahkannya untuk mencuci rumah dan memasakan makanan kesukaanku. Aku pun memberi tugas baru guna mulut mungil adikku dengan bibirnya yang merah merekah. Setiap malam sekitar seminggu saat aku menyaksikan TV, aku mengajak adikku guna memberi oral seks. Dan aku tidak jarang kali menyemprotkan spermaku ke dalam mulutnya dan menyuruhnya guna menelannya.

Ketika orang tuaku pulang minggu depannya, aku menyuruh adikku guna bersikap sewajarnya menyambut mereka. Ketika ibuku mendekap adikku, aku menyaksikan wajah adikku yang seperti hendak melaporkan peristiwa yang terjadi sekitar seminggu ini. Aku pun beraksi cepat dan berbicara pada ibuku: “Ibu, gimana perjalanan ibu? Tunjukan dong fotonya untuk kami berdua.” Ibuku tersenyum mendengar ini dan tidak mencurigai apa pun. Tapi adikku menjadi tidak banyak pucat dan tahu arti dari perkataanku. Dia juga tidak jadi berbicara apa-apa. Judi Online

Sejak itu, masing-masing kali terdapat kesempatan, aku tidak jarang kali meniduri adikku. Tentu saja kami mempraktekan safe sex dengan kondom dan pil. Setelah dia lulus SMA, kami masih melakukannya, bahkan kini dia sudah merasakan permainan kami. Terkadang, dia sendiri yang datang memintanya. Ketika dia lulus SMA, aku yang kini sudah bekerja di suatu bank bonafid dialihkan ke Jakarta. Aku meminta orang tuaku guna mengijinkan adikku kuliah di Jakarta. Tentu saja aku berdalih bahwa aku bakal menjaganya supaya adikku tidak terseret dalam pergaulan bebas. Orang tuaku setuju dan adikku pun pasrah. Sekarang kami berdua bermukim di Jakarta dan menikmati kemerdekaan kami. Hal yang bertolak belakang hanyalah aku dapat melihat bahwa adikku telah pulang menjadi gadis yang lebih binal.


Posting Komentar

1 Komentar

  1. ituPoker - Agen Bandar66 Online |

    Sakong Online | Capsa Susun | Bandar Poker | Judi Domino99 | BandarQ | AduQ | Poker Texas

    Indonesia


    Agen Judi Online Terpercaya dan Terbaik di Indonesia
    Menyediakan berbagai macam permainan Judi Kartu Online Terlengkap

    1 ID untuk 9 Game Permainan yang disediakan oleh Situs ituPoker

    *Poker Texas
    *Domino99
    *AduQ
    *Capsa Susun
    *BandarQ
    *Bandar 66
    *Bandar Poker
    *Sakong
    *Perang Baccarat

    => Bonus Cashback 0.3% (dibagikan 2x setiap Minggunya)
    => Bonus Refferal 20% (dibagikan setiap Minggunya seumur hidup)
    => Customer Service 24 Jam Nonstop
    => Support ALL Bank Lokal Indonesia (BCA, BNI, BRI, Mandiri, Danamon, Permata Bank,

    Etc)

    => Menerima Deposit Via : OVO, GOPAY, PULSA TELKOMSEL, Link Aja, DANA

    * Pusat Bantuan

    ituPoker


    LINE : ituPokerbiz
    WECHAT : ituPokerbiz
    WHATSAPP : +855.1769.6238

    BalasHapus